Kehamilan mengubah banyak hal. Dari tulang hingga hormon, beberapa sistem tetap tidak tersentuh selama dan setelah kehamilan. Namun, kita masih sangat sedikit memahami proses ini. Namun, penelitian baru yang terbit hari ini membuka jendela baru tentang apa yang terjadi selama sembilan bulan itu pada otak.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan hari ini di jurnal Alam Neuroscience, Para peneliti dari National Institutes of Mental Health dan University of California di Irvine dan Santa Barbara menjelaskan perubahan yang diamati pada otak seorang ibu berusia 38 tahun yang baru pertama kali melahirkan. Makalah ini mulai menjawab pertanyaan penting seputar waktu di balik perubahan anatomi pada otak ibu.
Selama masa kehamilannya, tim tersebut melakukan 26 pemindaian MRI dan mengambil sampel darah mulai tiga minggu sebelum pembuahan dan berlanjut hingga dua tahun setelah melahirkan. Dengan cara ini, mereka dapat melacak hubungan antara perubahan pada otak dan perubahan hormon yang beredar dalam darahnya.
Khususnya, tim mengamati pengurangan volume jenis jaringan otak yang disebut materi abu-abu kortikal, yang meliputi lapisan luar otak yang keriput. Pengurangan ini menunjukkan neuroplastisitas yang mengesankan, bukan kerusakan pada otak. Dibandingkan dengan subjek kontrol, perubahan volume materi abu-abu hampir tiga kali lebih tinggi pada wanita hamil. Di sisi lain, peningkatan materi putih, yang terletak lebih dalam di otak, menunjukkan penguatan integritas di seluruh otak. Para peneliti menemukan bahwa kadar materi putih kembali ke kadar sebelum kehamilan pada trimester ketiga.
Penelitian sebelumnya, seperti makalah tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Ilmu Otak tentang bagaimana otak berubah pascapersalinan, sejalan dengan pengamatan ini. Namun kini para peneliti dapat menghargai betapa dinamisnya kehamilan bagi perombakan neurologis. Kumpulan data akses terbuka ini tersedia daring bagi para peneliti lain untuk melihat dan menganalisis dalam pekerjaan mereka sendiri. Misalnya, para ahli lain dapat menggunakan data ini untuk menyelidiki risiko depresi pascapersalinan pada ibu hamil, saran para peneliti. Ini juga dapat berguna untuk memahami perbedaan dalam perilaku orang tua, kesehatan mental, dan pola penuaan otak. Yang terpenting, makalah ini memvalidasi bahwa otak kehamilan memang sangat nyata, dan sangat sehat.