Trik Zoom yang Didukung Sains Ini Bisa Membuat Rapat Tidak Melelahkan Lagi

Sejak 2020, kita semua sudah akrab dengan Zoom. Selama itu, kita jadi tahu bahwa bahkan tanpa harus bepergian atau mengenakan celana panjang, menghabiskan waktu berjam-jam untuk panggilan Zoom bisa terasa sama melelahkannya dengan bekerja secara langsung. Istilah kelelahan Zoom, yang juga dikenal sebagai kelelahan konferensi video, muncul saat para peneliti berusaha memahami apa yang membuat telekonferensi begitu melelahkan. Satu studi baru menyoroti fitur yang ternyata melelahkan dan sudah ada sejak lama.

Studi ini mempertanyakan bagaimana apa yang kita pilih untuk ditampilkan di latar belakang video kita memengaruhi kita dan orang-orang yang kita ajak mengobrol lewat video. Makalah dalam jurnal Batas-batas dalam Psikologi menyelidiki bagaimana, apakah Anda menggunakan latar belakang asli, mengaburkannya, atau menggunakan gambar statis, pilihan Anda akan memengaruhi otak Anda. Hal ini terutama berlaku jika kita terus menggunakan konferensi video tidak hanya sebagai alat biasa tetapi juga sebagai pengganti interaksi langsung.

Para penulis di Singapura mensurvei 610 pengguna konferensi video berusia antara 22 dan 76 tahun tentang jenis latar belakang virtual yang mereka gunakan, dan mengukur kelelahan Zoom menggunakan skala lima poin yang menunjukkan tingkat kelelahan umum, visual, sosial, motivasi, dan emosional. Yang terpenting, mereka menemukan bahwa orang yang menggunakan latar belakang video bergerak mengalami tingkat kelelahan konferensi video tertinggi. Siapa yang mengalami tingkat terendah? Pengguna dengan latar belakang statis atau bahkan lucu. Namun, para penulis menetapkan bahwa jika Anda memilih untuk menggunakan latar belakang lucu, Anda mungkin tidak menghadapi semua tekanan dari lingkungan profesional.

Namun, detail penting yang mereka tunjukkan adalah bahwa beberapa latar belakang, baik virtual maupun nyata, menghadirkan informasi baru yang tidak perlu, seperti seseorang yang berjalan. Bahkan momen yang tampaknya tidak relevan ini dapat membebani jiwa kita.

“Otak kita secara otomatis bereaksi terhadap informasi baru di lingkungan,” kata rekan penulis Heng Zhang, seorang peneliti di Sekolah Komunikasi dan Informasi Wee Kim Wee, Universitas Teknologi Nanyang. “Hal ini menghabiskan sumber daya kognitif, yang kemudian meningkatkan beban kognitif dan akibatnya mengarah pada [videoconference fatigue]”.”

Akhirnya, para penulis menyimpulkan dari penelitian mereka bahwa pengguna harus tetap menggunakan latar belakang gambar yang kabur atau diam untuk meminimalkan jumlah informasi yang ditampilkan di layar. Poin bonus jika Anda memilih gambar lingkungan alam, seperti hutan. Karena siapa yang pernah merasa stres dengan gambar pepohonan yang megah?